Rumahgadang jenis ini masih banyak ditemui di berbagai daerah di Sumatera Barat, khususnya di daerah Solok. Konsep rumah gadang ini juga telah banyak diadopsi oleh bangunan modern, yang salah satunya adalah Hotel Bumiminang di Kota Padang, Sumatera Barat. 6. Gonjong Sibak Baju. TTS- Teka - Teki Santuy Ep 89 Penemuan Arkeologi Fenomenal dari Zaman China Kuno; Video Pilihan. Hide. Ini Pilihan Rumah Murah Serba Rp 150 Jutaan di Pulau Sumatera (II) Tawaran Rumah Baru di Cileungsi, Tipe 60 Dibanderol Rp 1 Miliar Ubin dari Tanah Liat dengan Tampilan Tradisional. Arsitektur. 03/08/2022, 20:30 WIB. Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah tradisional sumatra selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul Vay Tiền Nhanh. Ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan menjadi lambang betapa masyarakat sangat menjaga lingkungannya. Sakralnya warisan nenek moyang, membuat masyarakat mampu hidup damai dengan alam. Namun, karena pengaruh modernitas, warisan itu mulai ditinggalkan. Bencana pun menjadi konsekuensi yang harus diterima masyarakat saat ini. Aspek pelestarian lingkungan dalam ritual pembangunan rumah tradisional di Sumatera Selatan, antara lain pembangunan rumah harus menggunakan kayu dari pohon tua. Untuk itu, masyarakat dilarang menebang pohon muda atau yang sedang berkembang atau yang dipotong saat bulan purnama. Hal ini tercantum dalam Buku Sejarah dan Kebudayaan Palembang 1, Rumah Adat Limas Palembang. Selain memberikan kesempatan pohon muda untuk terus tumbuh, penggunaan kayu muda akan membuat konstruksi bangunan berantakan atau mudah rusak. Pasalnya, kayu demikian mudah diserang oleh hama bubuk atau rayap. Hal ini sejalan dengan ritual pembangunan rumah-rumah uluan. Pemerhati sejarah Sumsel, Yudhy Syarofie, menuturkan, dalam pembangunan rumah lamban ulu Ogan, kayu yang digunakan hanya berasal dari pohon-pohon tua. Pembangunan juga tidak bisa serampangan, tetapi perlu mendapatkan izin dari kepala marga pesirah. ”Ini bertujuan agar penebangan pohon tidak asal-asalan demi menjaga lingkungan,” ujarnya. Pembangunan rumah-rumah uluan memang untuk melanjutkan kelangsungan hidup masyarakat pendukungnya, tetapi memperhatikan pula aspek pengendalian lingkungan. Arsitektur tradisional merupakan bangunan khas suatu daerah yang meliputi rumah tempat tinggal, balai, tempat sembahyang dan juga beberapa bangunan khas lainnya. Bentuk rumah adat Sumatera Selatan merupakan hasil kreasi dari para pendahulu yang diteruskan secara turun temurun. Masyarakat Sumatera Selatan sendiri memiliki beberapa jenis rumah adat tradisional dan umumnya berupa rumah panggung menyesuaikan dengan kondisi alam Sumatera Selatan yang umumnya merupakan lahan rawa atau lebak dan juga sungai yang luas. Untuk mencegah air masuk ke dalam rumah, maka bangunan yang dibuat berjenis rumah panggung. Berikut akan kami jelaskan beberapa jenis rumah adat Sumatera Selatan untuk menambah wawasan anda. Daftar Gambar & Nama Rumah Adat Sumatera SelatanRumah LimasRumah Cara GudangRumah RakitRumah TatahanRumah Kilapan Rumah Limas Rumah adat Sumatera Selatan yang pertama adalah rumah limas. Kata limas sendiri berasal dari kata lima dan emas dimana rumah limas ini memiliki bentuk rumah panggung dengan bentuk atap segi lima. Lantai rumah adat ini dibuat berundak yang disebut dengan kekijing dan masing masing rumah limas umumnya memiliki antara dua, tiga atau empat kekijing. Rumah limas ini memiliki tinggi tiang rumah atau penyangga rumah sekitar meter hingga 2 meter dari permukaan tanah. Rumah ini memiliki tiga ruangan utama yakni depan, tengah dan juga belakang. Untuk ruang depan disebut dengan beranda atau garang yang dilengkapi dengan tangga untuk masuk ke dalam rumah berjumlah dua buah dan dilengkapi juga dengan gentong atau tempayan sebagai tempat penampungan air yang dipakai untuk mencuci kaki sebelum masuk ke dalam rumah. Terkadang, area depan ini juga dilengkapi dengan jogan yang digunakan untuk tempat beristirahat saat sore maupun malam hari. Selain itu, jogan ini juga dipakai untuk menyimpan peralatan dan tempat anak anak ketika pemilik rumah sedang mengadakan hajatan. Untuk ruang tengah memiliki beberapa kekijing yang masing masing dilengkapi dengan dua jendela pada bagian kanan dan kirinya dan pada kekijing terakhir akan disekat dengan lemari dinding dan pada bagian belakangnya terdapat kamar atau amben. Kamar tersebut biasanya akan dipakai oleh kepala keluarga, namun jika memiliki anak gadis yang sudah dewasa, maka kamar tersebut akan digunakan oleh anak gadis tersebut sehingga disebut juga dengan kamar gadis. Untuk ruangan sesudah amben adalah ruang serbaguna dan hampir semua kegiatan rumah tangga akan dilakukan pada ruang tersebut seperti menjahit, merenda dan menenun. Ruang serbaguna tersebut juga digunakan sebagai ruang makan, tidur dan juga menerima tamu khusus wanita dan anak anak khususnya bagi tamu keluarga dan kerabat dekat. Sedangkan ruang belakang adalah dapur yang pada bagian kanan dan kirinya terdapat garang. Ruang belakang dibagi menjadi tiga bagian yakni ruang menyimpan semua yang akan dimasak, tempat untuk memasak dan juga tempat membersihkan peralatan makanan dan juga dapur. Rumah Cara Gudang Nama rumah adat Sumatera Selatan yang kedua adalah rumah cara gudang yang didirikan dengan tiang setinggi 2 meter. Rumah ini memiliki atap berbentuk limas yang dinamakan dengan rumah cara gudang karena bentuknya yang memanjang seperti gudang. Untuk area lantai dibuat tidak berundak seperti rumah limas. Untuk material bangunan terbuat dari kayu berkualitas baik seperti kayu petanang, unglen dan juga tembesu. Susunan ruang dari rumah adat Palembang ini hampir sama dengan rumah limas yang terbagi menjadi tiga ruang utama yakni depan, tengah dan juga belakang. Untuk ruang depan terdiri dari tangga, garang dan juga beranda. Garang akan dipakai untuk area beristirahat saat sore dan malam hari, tempat bagi anak anak untuk melihat acara kesenian dan juga tempat menerima tamu ketika ada upacara persedekahan. Para tamu tetua atau yang dihormati nantinya akan ditempatkan pada ruangan dalam. Untuk area belakang terdiri dari kamar, dapur dan juga ruang dalam. Kamar akan digunakan kepala keluarga atau gadis yang sudah dewasa. Sedangkan untuk anak anak yang masih kecil akan tidur di ruang tengah. Untuk area dapur akan dipakai sebagai tempat memasak dan ruang bagian dalam digunakan sebagai ruang serbaguna. Ruang tersebut juga sering digunakan untuk ruang makan, tidur, menerima tamu, menjahit, menyulam dan berbagai kegiatan lainnya. Rumah Rakit Salah satu dari macam macam rumah adat Sumatera Selatan berikutnya adalah rumah rakit. Rumah ini merupakan rumah tinggal yang terapung di atas rakit yang tersusun dari balok balok kayu dan potongan bambu. Di keempat sudutnya, akan dipasang tiang supaya rumah tidak berpindah tempat dan tiang tersebut diikat dengan tali rotan kuat ke tonggak yang menancap di tebing sungai. Rumah rakit ini berbentuk persegi panjang namun selisih panjang dan lebar rumah tidak terlampau besar sehingga bentuknya seperti bujur sangkar. Untuk bagian atap terdiri dari dua bidang yang disebut dengan atap kajang. Biasanya, rakit ini terbagi dalam dua bagian dengan dua pintu yang salah satunya menghadap ke tepi sungai dan satunya lagi menghadap ke tengah sungai serta jendela yang ada di kanan dan kiri rumah. Antara rumah rakit ini dan daratan akan dihubungkan dengan jembatan dan akan memakai perahu untuk mengunjungi para tetangga. Jika dibandingkan dengan rumah limas atau rumah cara gudang, rumah rakit memang memiliki bentuk yang lebih sederhana dan juga materialnya yang sederhana. Rumah rakit ini dibagi menjadi dua bagian utama yakni tempat tidur dan juga satu ruangan lagi untuk melakukan kegiatan sehari hari. Sementara untuk dapur terletak di luar namun juga ada yang dibangun secara khusus yang dilengkapi peralatan memasak seperti pada kedua rumah adat Sumatera Selatan yang lainnya. Rumah Tatahan Rumah adat Sumatera Selatan ini disebut dengan tatahan karena ada banyak hiasan berupa ukiran yang dalam proses pembuatannya dilakukan dengan cara menatah atau memahat. Rumah adat ini berbentuk bujur sangkar dan dibangun pada tiang setinggi sekitar 15 meter dengan bahan dari kayu kelat atau tembesu yang awet. Untuk ruangan dalam rumah adat ini memiliki dua ruangan utama yakni ruang depan dan ruang tengah. Untuk ruang depan berupa beruge atau garang yang dipakai sebagai tempat memasak dan umumnya area ini diberi tanah dan diletakkan tungku untuk memasak. Sementara untuk ruang tengah terdiri dari sengkar bawah dan juga sengkar atas. Ketika siang, ruangan ini akan digunakan kegiatan sehari hari, namun saat malam akan dipakai sebagai tempat tidur. Ketika pemilik rumah ingin mengadakan perhelatan, makaruangan ini akan digunakan untuk tamu. Sengar akan dipakai untuk menampung jurai tue dan sungut dusun ketika ada perhelatan. Jurai tue dan sungut dusun ini merupakan sebutan bagi orang orang terkemuka masyarakat Sumatera Selatan. Rumah Kilapan Rumah kilapan merupakan rumah adat Sumatera Selatan yang pada bagian dindingnya tidak dilengkapi dengan ukiran namun hanya dihaluskan dengan sugu atau ketam. Rumah adat ini juga masuk dalam jenis rumah panggung setinggi meter namun untuk tiang penyangga rumah tidak ditanamkan dalam tanah seperti rumah limas. Tiang hanya didirikan di atas tanah dan diperkuat yang disebut dengan tiang duduk. Susunan ruang dalam rumah kilapan ini sama seperti rumah tatahan yakni terdiri dari ruang depan, sengkar atas dan juga ruang bawah. Provinsi yang beribukota Palembang ini juga kaya akan sumber daya alam, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Sumatera Selatan juga jadi destinasi wisata menarik di Pulau Sumatera dengan tujuan Sungai Musi, Jembatan Ampera, Kota Pagaralam, dan Pulau Kemaro sebagai beberapa daya tarik utama. Selain itu, bentuk kesenian dan pakaian adat juga masih dipertahankan. Dan, rumah adat Sumatera Selatan juga menjadi kebanggaan. Bicara soal rumah adat Sumatera Selatan. Berikut ini, ada beberapa rumah adat Sumatera Selatan. Penasaran? Yuk simak ulasan berikut ini! Rumah Tradisional Suku Pasemah1. Rumah Adat Sumatera Selatan Tatahan2. Rumah Adat Sumatera Selatan Kalipan3. Rumah Adat Sumatera Selatan KingkingRumah Tradisional Suku Palembang1. Rumah Adat Sumatera Selatan Limas2. Rumah Adat Sumatera Selatan Rakit3. Rumah Adat Sumatera Selatan Cara Gudang Rumah Tradisional Suku Pasemah Rumah adat atau tradisional dari suku Pasemah ini terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya sebagai berikut ini 1. Rumah Adat Sumatera Selatan Tatahan Kenapa kok, bisa dinamakan dengan rumah adat Tatahan? Karena, pada rumah adat Sumatera Selatan Tatahan ini ada banyak sekali ukiran atau pahatan. Dalam bahasa Sumatera Selatan, proses ini disebut ditatah. Rumah panggung ini dilengkapi tiang-tiang penyangga setinggi 1,5 meter. Rumah Tatahan terbuat dari kayu, yaitu kayu tembesu atau kayu kelat dengan tingkat keawetan tinggi. Rumah Tatahan memiliki 2 ruangan. Berbeda dari rumah-rumah lainnya. Bagian depan dipakai buat memasak dan meletakkan tungku beralaskan tanah. Ruangan berikutnya dipakai buat melakukan aktivitas sehari-hari. Saat malam hari ruangan ini juga dipakai buat tidur. Kalo pemilik rumah sedang mengadakan acara, maka ruangan ini dipakai buat menyambut para tamu. 2. Rumah Adat Sumatera Selatan Kalipan Rumah adat Sumatera Selatan Kalipan ini memiliki ukiran, tapi bagian dindingnya dihaluskan dengan ketam dan sugu. Rumah adat Kalipan ini, berbentuk panggung dengan tiang-ting peyangga setinggi 1,5 meter. Bedanya rumah adat Kalipan dengan rumah adat lainnya yaitu tiang-tiang tersebut, gak ditancapkan kedalam tanah tapi diletakkan diatas tanah. Tiang penyangga di rumah adat Kalipan ini disebut juga dengan Tiang Duduk. Rumah adat Sumatera Selatan Kalipan terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang depan dan ruang tengah. Fungsi kedua ruangan yang ada di rumah adat Kalipan ini memiliki fungsi yang sama dengan rumah adat Tatahan. 3. Rumah Adat Sumatera Selatan Kingking Rumah Kingking memiliki persamaan dengan Rumah Kilapan, yaitu rumah panggung yang menggunakan Tiang Duduk. Bentuk Rumah Kingking seperti bujur sangkar. Bagian atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dua atau disebut sebagai Gelumpai. Seperti pada Rumah Tatahan dan Rumah Kilapan, Rumah Kingking juga terdiri dari 2 ruangan. Ruang depan dan ruang tengah, yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan kedua rumah Suku Pasemah sebelumnya. Rumah Tradisional Suku Palembang Pada masa lalu, Palembang merupakan wilayah yang dikelilingi oleh rawa-rawa dan juga sungai. Maka dari itulah, rumah adat yang ada di Palembang ini dibangun dengan gaya arsitektur rumah panggung. Rumah adat suku Palembang ini terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu 1. Rumah Adat Sumatera Selatan Limas Rumah adat Limas ini adalah bangunan tradisional yang dianggap mewakili rumah adat dari Sumatera Selatan. Nama Rumah Limas sendiri berasal dari dua kata, yaitu “lima” dan “emas”. Atau, Rumah Limas juga sering disebut sebagai Rumah Bari yang artinya “Rumah Tua”. Ciri utama dari rumah adat Limas, yaitu memiliki tiang penyangga dengan ketinggian sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Setiap Rumah Limas mempunyai undakan kekijing yang terdiri dari dua sampai empat kekijing. Ada lima ruangan didalam Rumah Limas yaitu Pagar Tenggulung, Jogan, Kekijing Ketiga, Kekijing Keempat, dan Gegajah. Khusus di Palembang, Rumah Limas di masa lalu menjadi penanda status sosial yang tinggi dari pemiliknya. 2. Rumah Adat Sumatera Selatan Rakit Rumah Rakit dibangun terapung diatas sebuah rakit. Rakit disusun dari balok kayu dan potongan bambu. Pada bagian ujung-ujungnya dipasang tiang-tiang yang diikat ke tonggak. Supaya kokoh, tonggak ini ditancapkan ke tebing sungai. Di masa lalu saat belum dikenal paku, digunakanlah tali rotan buat menyatukan tiang ke tonggak. Bagian atapnya juga berbeda, Rumah Rakit terdiri dari 2 bidang yang dinamakan atap Kajang. Rumah Rakit cuma terbagi jadi 2 ruangan dan 2 pintu. Pertama yaitu pintu yang menghadap ke tepi sungai, dan pintu kedua menghadap ke tengah sungai. Rumah Rakit juga memiliki 2 buah jendela, biasanya ditempatkan di bagian kiri dan kanan rumah. Tapi, ada juga pemilik yang membuat jendela sejajar dengan pintu. Karena dibangun di atas rakit, maka pada bagian depan rumah ada jembatan buat menghubungkan Rumah Rakit dengan daratan. Untuk berkunjung ke rumah tetangga sekitar, mereka menggunakan perahu. 3. Rumah Adat Sumatera Selatan Cara Gudang Kenapa rumah ini dinamakan Cara Gudang? Karena, bentuknya memanjang seperti gudang. Atap rumahnya juga berbentuk limas, tapi bedanya dari rumah adat Limas yaitu rumah adat Cara Gudang ini gak memiliki Kekijing. Seperti rumah panggung lainnya, rumah adat Cara Gudang ini juga dilengkapi dengan tiang-tiang peyangga yang tingginya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Bahan yang digunakan untuk membuat rumah adat Sumatera Selatan Cara Gudang ini yaitu kayu berkualitas yang disusun dengan baik. Biasanya, masyarakat sekitar membuat rumah Cara Gudang ini memakai kayu unglen, tembesu, atau petanang. Bagian-bagian dari rumah adat Cara Gudang ini, sama dengan rumah adat Limas yaitu bagian depan, tengah, dan belakang dengan fungsi yang hampir sama. Itulah pembahasan lengkap mengenai Rumah Adat Sumatera Selatan beserta gambarnya diatas. Gimana? Mudah dipahami kan? Oiya, kalo ada kekurangan atau pertanyaan lainnya, langsung tulis aja dikolom komentar dibawah ini yak. Semoga bisa membantu dan bermanfaat. 😀 Originally posted 2021-02-28 215216.

rumah tradisional sumatera selatan tts